Sabtu, 02 Mei 2015

SEJARAH PS PARTISAN SILIWANGI 1922

SEJARAH PS PARTISAN SILIWANGI 1922




PS Partisan Siliwangi didirikan oleh Ama Raden Puradiredja yang mempunyai ayah bernama Raden Adimiarsa dan Ibu Nyi Mas Yati, dimana sang ayah adalah keturunan langsung dari Dalem Aria Wangsa Goparana, sedangkan Dalem Aria Wangsa Goparana sendiri adalah keturunan dari Prabu Mundingsari Ageung, dan Prabu Mundingsari Ageung adalah anak dari Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi seorang raja besar dari tatar sunda, Dalem Aria Wangsa Goparan bersama keturunannya menyebarkan agama islam di wilayah Subang, Purwakarta, Karawang, Cianjur, Sukabumi, sampai Bogor, salah satu anaknya bernama Dalem Aria Wiratanudatar yang menjadi pendiri cianjur dan menyebarkan agama islam di wilayah Cianjur, Sukabumi, Bogor, Bekasi sampai perbatasan Batavia (Jakarta), keturunan Dalem Aria Wangsa Goparana yang lain yang terkenal adalah Syekh Yusuf (Baing Yusuf) makamnya di Kaum, Purwakarta adalah seorang ulama besar dan guru dari Syekh Nawawi Albantani (makam di janantul Mala, Mekah) yang terkenal di seluruh dunia, ulama lain yang juga masih keturunan Dalem Aria Wangsa Goparana adalah KHR Abdullah bin Nuh, seorang ulama besar juga yang terkenal di mancanegara,  Dalem Aria Wangsa Goparana dimakamkan di Nangka Beurit Sagalaherang. Sedangkan Ibu Ama Rd Puradiredja bernama Nyimas Yati adalah keturunan ke 3 (buyut) dari KH Basyari ulama besar dari Pekalongan yang dimakamkan di Malilin, Sagalaherang, KH Basyari mempunyai ayah bernama KH Maksum, keturunan Raden Adilangu, beliau keturunan Raden Fatah, Demak  ada juga pendapat menyatakan bahwa  Raden Adilangu, adalah keturunan Sunan Kalijaga yang mendapat perintah meyebarkan agama islam di Pekalongan. Dengan begitu jelas dari  ayah dan ibu, selain  mengalir darah darah biru/raja besar juga mengalir darah ulama besar dalam diri Ama Rd Puradiredja. Jadi pemakaian nama Siliwangi dalam paguron/organisasi yang didirikan Ama Rd Puradiredja tidak sembarangan karena beliau bukan saja masih keturunan Prabu Siliwangi secara gen/darah tetapi sifat, akhlak, tabiat menurun dari Prabu Siliwangi, serta ajaran yang diterapkan juga merupakan penerus dari Prabu Siliwangi yaitu Silih Asah, Silih Asuh,  Silih Hormat,  Silih Tolong, dan Silih meWangikan. Dari akhlak yang dicerminkan dalam perbuatan sehari hari terlihat jelas selalu membantu orang lain,  negara, dan bangsa tanpa berharap balas budi.   PS Partisan Siliwangi berdiri tanggal 2 Juli 1922 dengan tujuan membangun nasionalisme tinggi untuk membebaskan diri dari penjajah disertai membentuk ahlak, moral yang baik dengan tidak membedakan ras, suku ataupun agama. PS yang berdiri tahun  1922 ini adalah secara PAGURON, artinya seseorang yang ikut paguron secara mutlak harus memahami azas tujuan PS, mengamalkan doa doa yang diajarkan oleh pendiri PS diantarnya solawat, dan sang murid harus di-silat oleh pelatih yang sudah ditunjuk oleh pendiri PS. Pada mulanya PS ini bernama Pentjak Silat, tidak dapat disangsikan lagi kesenian pencak silat ini menjadi daya tarik anggotanya, pencak silat di PS tidak sama dengan pencak silat yang lain, karena sebelumnya harus menjauhui semua larangan yang telah ditetapkan diantaranya maling, madat, dst. Pengertian Pencak Silat dalam ajaran PS yaitu Pencak adalah gerakan yang terlihat seperti pukulan, tendangan, dsb, sedangkan  Silat adalah gerakan yang tidak terlihat, diantaranya menjaga kesabaran, jauh dari ujub, ria, takabur. dsb, selanjutnya istilah silat, pelatih, ketua pelatih akan sering dipakai dalam pendidikan PS. Artinya jika seseorang mengaku PS tapi tidak memahami azas tujuan bukanlah PS.
  Kemudian secara organisasi ditetapkan dan disyahkan oleh NOTARIS KOESWARA di Bandung pada tanggal 3 Oktober 1967 Nomor : 2/1967, dengan nama pencak Silat Partisan Siliwangi Indonesia (PS),  kemudian tahun 1992,melalui Rakernas I di Bandar Lampung, berubah menjadi  PARTISAN SILIWANGI INDONESIA, dengan alasan disesuaikan dengan UUD yg berlaku tahun 1985, ada kesan Partisan Siliwangi ini bersifat ke-daerahan, oleh karena itu ditambahkan kata Indonesia, padahal walaupun PS lahir di tatar sunda tetapi PS tidak identik dengan sunda, ajarannya universal untuk semua suku, agama, ras, sama dengan islam lahir dijazirah arab tapi islam bukan hanya bangsa arab saja Pada tanggal 30 – 31 Agustus 1996,   melakukan  perubahan nama Organisasi dari nama PARTISAN SILIWANGI INDONESIA menjadi PEJUANG SILIWANGI INDONESIA. 

Logo Pejuang Siliwangi Indonesia



Dengan alasan kata "Partisan" sudah tidak relevan kemudian nama organisasi diganti dengan "Pejuang", sangat tidak masuk akal, jika kita membuka kamus bahasa Inggris kata "Partisan" dalam bahasa Indonesia berarti 1. gerilya, 2. pengikut kuat terhadap seseorang/golongan, artinya kata Partisan ini sudah menggambarkan kiprah Partisan Siliwangi pada saat pertama lahir, kancah revolusi/perang kemerdekaan, dan saat ini, pada saat pertama lahir tahun 1922 PS paguron melakukan gerilya memberikan pendidikan moral, spiritual, sehingga setiap anggota akan paham kewajibannya kepada Agama dan Negara, kenapa dikatakan gerilya karena untuk menghindari kecurigaan pihak penjajah Belanda, gerilya kedua dilakukan pada saat pecah perang kemerdekaan, sejarah mencatat bukan hanya mengadapi pasukan asing NICA/Belanda tapi juga saudara sebangsa yaitu DI/TII, setelah Belanda mengakui kemerdekaan RI, memang PS tidak melakukan gerilya lagi tapi arti ke 2 dari kata partisan yaitu "pengikut kuat terhadap seseorang/golongan" masih berlaku sampai saat ini, artinya setiap anggota PS adalah pengikut setia/kuat ajaran yang diturunkan Pendiri PS Ama Rd Puradiredja, Sagalaherang, dengan menjalankan amanat yang telah diberikan kepada setiap anggota, seperti yang tertuang dalam Azas & Tujuan PS.
Sedangkan kata "Pejuang" adalah sekumpulan orang yang berusaha mempertahankan, mengambil hak yang sudah diambil pihak lain, contohnya ketika pecah perang kemerdekaan, memang cocok kata pejuang, tapi sekarang kita sudah merdeka, hak kita sebagai warga negara yang bebas dari belenggu penjajahan sudah kita dapatkan/tercapai, artinya tidak ada lagi yang harus kita tuntut kepada negara, tapi justru kitalah yang harus memberikan kepada Negara, bukan pula berjuang untuk menghapuskan kemiskinan, korupsi, kebodohan karena sudah ada instansi pemerintah yang bertugas untuk tugas tugas itu.
Seperti yang telah dijelaskan di atas salah satu cara, pendidikan ilmu PS yang diajarkan Pendiri PS, adalah  dengan kesenian Pencak Silat. Pencak Silat yang beliau ajarkan kepada murid muridnya, bukanlah sekedar gerakan, jurus biasa saja tetapi disertai dengan ajaran dan pendidikan yang luhur, dimana sang murid harus menjalankan ajaran tersebut dalam kesehariannya. Salah satu ajaran yang harus dijalankan oleh sang murid adalah pantangan 5 M, yaitu Maling, Madat (narkoba), Madon (main wanita), Minum (mabuk-mabukan), Maen (judi).
Selain menerapkan ajaran, Ama Raden Puradireja juga mengajarkan kepada murid-muridnya agar senantiasa berdoa kepada Tuhan YME, salah satu doa yang sering beliau ajarkan dan doa ini menjadi dasar/landasan seorang anggota PS Partisan Siliwangi adalah dengan membaca solawat. Disamping Pencak Silat, Ama Raden Puradireja juga mendidik para muridnya agar rajin mencari nafkah sehari hari seperti bertani, berdagang, nelayan, dll. Kepada murid muridnya Ama Raden Puradireja mengajarkan bagaimana cara bertani yang baik, sehingga petani mendapatkan hasil yang baik, untuk pedagang juga dididik agar menjadi pedagang yang baik sehingga memperoleh untung banyak, dsb. Dalam waktu singkat PS Partisan Siliwangi menarik perhatian masyarakat banyak, dengan disertai banyak pengikutnya pula.
Ketika pecah perang revolusi PS Partisan Siliwangi ikut pula perang melawan Belanda dengan bergabung dengan Divisi Siliwangi pimpinan Brigjen (Purn) Sadikin yang merupakan Pangdam Siliwangi saat itu bahkan PS Partisan Siliwangi juga ikut long march ke Yogyakarta yang menjadi legendaris. Selain Brigjen Sadikin yang merupakan murid, ada juga Letjen (Purn) Darsono, Pangdam Wirabuana, Jendral (Purn) Didi Kartasasmita, Pangti TNI, Jendral (Purn) Moersid, Wakasad, Diplomat Filipina jaman Soekarno, dll. Setelah perang revolusi, Ama Raden Puradireja mendapat penghargaan bintang gerilya yang diberikan langsung oleh Ir Soekarno yang merupakan presiden saat itu, bahkan beliau ditawari menjadi bupati Cianjur oleh Presiden Soekarno, tetapi jabatan itu beliau tolak halus, dengan alasan adalah karena beliau lebih senang mendidik masyarakat. Karena jasa Ama Raden Puradireja sangat besar kepada Negara, akhirnya pemerintah memberikan tanah untuk kesejahteraan anggota PS Partisan Siliwangi di Lampung, berikutnya dengan Biro Rekonstruksi Nasional (BRN) tahun 1952 - 1956, merintis transmigrasi yang dipimpin oleh Mayjen  R. Didi Kartasasmita, telah dikirim sekitar total semua sebanyak 6.440 kepala keluarga (20.000-an jiwa), rinciiannya tahun 1952   membuka pemukiman baru yang terdiri dari 715 KK, dimana diantara jumlah tersebut diatas 340 KK adalah yang menjadi penghuni Pekon Pura Jaya sekarang ini, sedangkan 375 KK adalah yang menjadi penghuni Pekon Purawiwitan yang waktu itu terdiri dari 1500 jiwa,  PS Partisan Siliwangi beserta keluarga menjadi perintis transmigrasi ke lampung sebuah jumlah yang sangat banyak pada waktu itu, dan perlu diketahui tidak semua anggota PS Partisan Siliwangi ikut transmigrasi ke Lampung, nama Purawiwitan diberikan oleh Raden Ama Puradireja yang berasal dari kata PURA artinya Gerbang , WIWITAN artinya Memulai /Pertama.  Jumlah anggota PS Partisan Siliwangi yang ikut transmigrasi ke Lampung hanya sebagian kecil dari semua anggota PS Partisan Siliwangi yang tersebar dari Banten, Jakarta, Bogor, Bekasi, Karawang, Cirebon, Bandung dan kota kota lainnya di pulau jawa.
Seiring dengan bertambah banyak anggota PS dan  menyempitnya lahan tanah di Lampung Barat, maka kira kira tahun 1985, anggota PS yang bertempat tinggal di Lampung Barat melakukan perpindahan/transmigrasi lagi secara mandiri/swadaya ke daerah Rawa Pacing, Kec Menggala, Kab Tulang Bawang, saat tulisan ini dibuat jumlah anggota PS di Rawa Pacing kira kira 1000 KK, belum termasuk warga lokal yang berbondong bondong mempelajari ajaran PS.
Saat ini di Lampung, warga PS Partisan Siliwangi sudah menempati mayoritas beberapa daerah di Propinsi Lampung, seperti Kab Lampung Utara, Kab Tulang Bawang, bahkan di Kab Lampung Barat mencapai 75%,  ketika pemilihan Bupati Lampung Barat tahun 2012 seorang warga PS mendapat kemenangan penuh  mencapai 91%, yaitu Bapak Mukhlis Basri, begitu juga dengan pilkada bupati Lampung Utara.
Sebagian besar mata pencaharian warga PS di Lampung adalah petani kopi, lada, coklat, dll. Sebagaimana diketahui Lampung Barat  adalah salah satu sentral penghasil kopi terbaik di Indonesia, kab Lampung Barat merupakan daerah yang paling cepat perputaran ekonomi-nya,  dan itu semua dimiliki mayoritas oleh warga PS. Di  Lampung Utara anggota PS banyak bertani  lada, rempah rempah  yang banyak dicari negara eropa, sedangkan di Rawa Pacing, banyak bertani karet dan diantara mereka sudah banyak mencapai kesuksesan. Tentunya kondisi ini memberikan keuntungan bagi petani kopi, lada, karet khususnya petani PS Partisan Siliwangi, sudah tentu hal ini meningkatkan taraf hidup mereka, bahkan tidak sedikit diantara mereka yang dapat naik haji dari hasil panen kopi, lada, ataupun karet.
Salah satu kegiatan rutin PS Partisan Siliwangi saat ini adalah merayakan maulid Nabi Muhammad SAW di rumah almarhum Ama Raden Puradireja, sekaligus ziarah ke makam beliau di Sagalaherang. Acara ini bukan hanya dihadiri oleh anggota PS Partisan Siliwangi saja tetapi khalayak ramai dari segala lapisan, mereka itu datang dari Lampung, Banten, Jakarta, Karawang, Cirebon, Kalimantan, Maluku, dll, total yang hadir di acara ini mencapai ratusan ribu orang.
Demikian besar Ama Raden Puradireja mengabdi kepada bangsa dan negara, ketika masa penjajahan, beliau mendidik murid muridnya agar mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi, lalu saat pecah perang kemerdekaan/revolusi beliau tampil di depan bersama murid muridnya mengusir penjajah, dan setelah perang revolusi usai (merdeka) beliau isi dengan pembangunan, semua itu dilakukan dengan tanpa meminta pamrih apapun hal itu terlihat ketika beliau menolak dengan halus permintaan Presiden Soekarno untuk menjadikan beliau sebagai bupati Cianjur. Ajaran ini pula yang selalu ditekankan kepada murid muridnya agar selalu mengabdi kepada bangsa dan Negara dengan tidak mengharapkan pamrih.
Terlalu panjang untuk menceritakan sejarah PS Partisan Siliwangi atau Ama Rd Puradiredja, jika ingin mengetahui lebih banyak ajaran PS bisa bertanya kepada orang orang yang sudah dipercaya oleh beliau di seluruh pelosok nusantara, hanya banyak di antara mereka yang mengaku melanjutkan ajaran Ama Puradiredja tetapi dalam prakteknya tidak sejalan, seperti mengkomersilkan dengan uang, jabatan, atau kepentingan golongan tertentu semata, bahkan tidak sedikit yang bukan murid Ama Rd Puradiredja, mengaku sebagai murid demi kepentingan sendiri, salah satu kasus yang sering kali terjadi adalah penjualan KTA (kartu tanda anggota) PS yang sering kali dijual belikan diluar anggota dan tentu saja dengan harga mencekik, bahkan sering kali KTA ini dipakai untuk hal yang negatif oleh oknum tertentu, atau sering kali oknum tertentu menjual atribut PS seperti kalender, foto pendiri PS kepada warga, atau instansi dengan menakut nakuti, tentu saja hal ini akan membuat buruk citra PS, padahal PS diperuntukan untuk semua golongan tidak memandang islam, kristen, hindu, budha, ataupun suku jawa, sunda, bugis, ambon, cina, dst,  selama anggota itu mau mematuhi ajaran agama dan negara. PS diturunkan untuk kebaikan semua umat di muka bumi ini, dan dalam ajarannya PS tidak diperkenankan meminta imbalan apapun dan dari siapapun.
Kini walaupun Ama Raden Puradireja sudah wafat, hasil jerih payah beliau masih bisa dirasakan bukan hanya oleh anggota PS Partisan Siliwangi tetapi semua umat manusia di muka bumi ini.

1 komentar:

  1. nama awal PS yg diberikan Ama Pura adalah dengan pertimbangan kudrat irodat dan dasar pemikiran Ama. disitu tertanam do'a Ama kenapa mesti dihianati dg perubahan nama jadi "Pejuang"

    BalasHapus